PROFIL

Foto saya
Tasikmalaya, Jawa barat, Indonesia
Visi : Menjadikan Arsip dan Perpustakaan Sebagai Pusat Informasi

Minggu, 08 Agustus 2010

Road Show Gerakan Membaca Tingkat Kota Tasikmalaya 2010

Acara Road Show Gerakan Membaca kerjasama antara Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya dan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya. Acara tersebut berlangsung pada hari Senin tanggal 2 Agustus 2010 di SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya. Kegiatan diikuti oleh 80 orang peserta.

Acara dibuka oleh Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya.Peserta Road Show adalah siswa SMP di Kota Tasikmalaya. Kegiatan tersebut diisi oleh penampilan Aksi Baca siswa berprestasi masing-masing : baca puisi, baca cerita Bahasa Inggris, Pidato bahasa Arab. selain itu juga dilakukan talk show peningkatan minat baca dan bedah buku "Bacalah". Selain bertujuan untuk menambah pengetahuan dan mempengaruhi sikap peserta untuk membaca, kegiatan ini juga merangsang psikomotorik anak untuk dapat merasakan langsung hasil membaca, melalui kegiatan pembuatan majalah dinding, pembuatan kerajinan berbasis buku.

Aksi Baca Puisi
Story Telling bahasa Inggris
Talk Show Peningkatan Minat Baca dan Bedah Buku " Bacalah"
Pembuatan majalah Dinding.

Rabu, 07 Juli 2010

Lomba Bercerita, Pustakawan Terbaik, Perpustakaan Umum Terbaik



 Seluruh Peserta Lomba Bercerita Berpose bersama
sebelum Lomba dimulai

  Penampilan Peserta Lomba dari Kota Tasikmalaya


Haula Azra Kamilah Utusan Kota Tasikmalaya Juara II Lomba Bercerita 
Tingkat SD / MI Se-Jawa Barat

 Hasriadi, S.Sos. Juara Ke-3 Lomba Pustakawan Berprestasi Terbaik 
Tingkat Provinsi Jawa Barat

 Pemenang Lomba Perpustakaan Umum Terbaik Se-Jawa Barat

Pengembangan Perpustakaan Kota Tasikmalaya


I.    Latar Belakang
A.     Kondisi Umum
Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya berdiri di bawah naungan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 16 tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Tasikmalaya.
Pengelolaan Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya diserahkan kepada Kepala Seksi Perpustakaan yang dibantu oleh 3 (tiga) orang tenaga fungsional pustakawan dan 2 (dua) orang staf pelaksana dan Seksi Pembinaan dan Pengembangan yang dibantu oleh 1 (satu) orang staf pelaksana.
Komitmen Pemerintah Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat dan Perpustakaan Nasional RI untuk mengembangkan perpustakaan di daerah sangat besar, hal ini dapat terlihat dari perkembangan Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya.
Beberapa wujud komitmen yang telah direalisasikan antara lain :
a.    Setiap tahun Pemerintah Kota Tasikmalaya menganggarkan dana untuk pembelian bahan pustaka secara bertahap sebanyak 300 judul buku, yang selaras dengan Rencana Strategis Kota Tasikmalaya untuk meningkatkan jumlah judul buku Perpustakaan Daerah;
b.    Pengadaan sarana dan prasarana perpustakaan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah;
c.    Bantuan 1 (satu) unit Mobil Perpustakaan Keliling dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat;
d.    Hibah meubeler perpustakaan dari Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat;
e.    Bantuan bahan pustaka dari Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat;
f.     Bantuan buku dari Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat untuk Perpustakaan Umum Kelurahan di Kota Tasikmalaya.
g.    Bantuan 1 (satu) Unit Mobil Perpustakaan Keliling beserta koleksinya dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Sampai saat ini jumlah koleksi bahan pustaka yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya sebanyak 8.200  judul dan 16.400 eksemplar. Jumlah anggota perpustakaan sebanyak 3.750 orang. Sedangkan jumlah pengunjung perpustakaan rata-rata tiap hari sebanyak  46 orang.
Mobil Perpustakaan Keliling telah dioperasionalkan untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh dari Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya. Di samping  menyelenggarakan layanan peminjaman di tempat, Mobil Perpustakaan Keliling juga digunakan untuk layanan peminjaman paket buku (Bulk Loan) ke  masyarakat.


B.     Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya mengalami beberapa kendala antara lain :
1.    Jumlah kunjungan dan anggota belum menunjukkan perkembangan yang signifikan;
2.    Layanan perpustakaan baik layanan sirkulasi di  Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya, maupun perpustakaan keliling belum optimal.
3.    Jumlah koleksi bahan pustaka belum memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Dari kondisi tersebut di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1.    Terbatasnya anggaran (Money)
Kota Tasikmalaya sebagai daerah yang baru dibentuk akhir tahun 2001 yang prioritas anggaran lebih dititikberatkan pada penyediaan sarana dan prasarana publik. Hal berakibat pada pengalokasian anggaran ke Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya  sangat terbatas dan diberikan secara bertahap.
2.    Terbatasnya Sumber Daya Manusia (Man)
Layanan perpustakaan belum dapat terpenuhi secara optimal karena keterbatasan jumlah pengelola perpustakaan. Begitu pula dari segi kualitas tenaga yang ada masih perlu ditingkatkan, baik keterampilan maupun pengetahuannya.
3.    Terbatasnya sarana dan Prasarana (Material)
Gedung Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya yang saat ini ditempati kurang representatif. Selain ukuran yang sangat sempit, gedung Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya masih bersatu dengan depo arsip. Di sisi lain lokasi Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya yang kurang strategis - berada di dalam Komplek Perkantoran - menyebabkan masyarakat umum enggan berkunjung ke perpustakaan.

II. Tujuan dan Sasaran Kegiatan
A.    Tujuan
Kegiatan Pengembangan Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya bertujuan :
1.    Mewujudkan sistem perpustakaan yang sesuai dengan pembangunan;
2.    Menyelenggarakan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa perpustakaan;
3.    Mewujudkan kualitas perpustakaan yang sesuai standar dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
4.    Menyediakan berbagai jenis koleksi perpustakaan;
5.    Mengatur dan menyelenggarakan perpustakaan sesuai prinsip-prinsip manajemen perpustakaan.


B.    Sasaran
Sasaran kegiatan Pengembangan Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya adalah terwujudnya perpustakaan daerah yang ideal, berdayaguna dan berhasil guna demi terwujudnya masyarakat yang gemar membaca dan belajar seumur hidup untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan produktifitas dalam pembangunan bangsa dan negara.

III. Dasar Kegiatan :
1.    Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan KotaTasikmalaya
2.    Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan;
3.    Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 16 tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Tasikmalaya;
4.    Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Tasikmalaya 2005-2025;
5.    Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 7B tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tasikmalaya Tahun 2008-2012;
6.    Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 37 tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya;
7.    Rencana Strategis Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya tahun 2008-2012.

IV. Pelaksanaan Kegiatan
A.    Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pengembangan Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya merupakan tanggungjawab Pemerintah Kota Tasikmalaya yang secara teknis operasional dilaksanakan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya sesuai dengan kewenangannya untuk menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Kota Tasikmalaya.
Ruang lingkup kegiatan pengembangan Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya meliputi pembinaan dan pengembangan teknis dan non-teknis perpustakaan yaitu :
1.   Pembinaan dan pengembangan organisasi/kelembagaan;
2.   Pembinaan dan pengembangan administrasi pengelolaan dan pelayanan;
3.   Pembinaan dan pengembangan ketenagaan perpustakaan;
4.   Pembinaan dan pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan;
5.   Pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan.






B.    Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya meliputi :
1.    Sedang dipersiapkan Rancangan Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya tentang Pembentukan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Tasikmalaya;
2.    Beberapa pengajuan usulan untuk menambah sarana dan prasarana perpustakaan telah terealisasi sebagaimana uraian pada kondisi umum di atas, seperti bantuan buku, meubeler, dan mobil unit perpustakaan keliling baik dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Perpustakaan Nasional RI.
3.    Pada APBD perubahan Tahun Anggaran 2010 akan dilaksanakan rehabilitasi Gedung “Saung Baca” Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya.
4.    Anggaran untuk pengadaan koleksi bahan pustaka setiap tahun secara bertahap selalu teranggarkan dalam APBD Kota Tasikmalaya.

V. Permasalahan yang Dihadapi
Berbagai masalah yang telah teridentifikasi dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya yaitu keterbatasan anggaran, sumber daya manusia, sarana dan prasarana menyebabkan :
A.    Standar minimal sarana dan prasarana perpustakaan belum tercapai;
B.    Kebutuhan informasi masyarakat tidak sepenuhnya dapat terpenuhi karena jumlah dan jenis koleksi yang masih terbatas;
C.   Lokasi Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya saat ini jauh dari pusat kota dan berada di dalam Kompleks Perkantoran.

VI. Solusi  Permasalahan
Beberapa langkah yang telah dan atau akan ditempuh oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya untuk memecahkan masalah sebagaimana diuraikan di atas antara lain :
A.    Secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, setiap tahun diusulkan untuk pemenuhan sarana dan prasarana maupun pengadaan buku perpustakaan dalam APBD Kota Tasikmalaya;
B.    Pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat,  diprioritaskan kepada permintaan terbanyak yang akan direalisasikan pada setiap pengadaan buku.
C.   Tahun anggaran 2011 layanan perpustakaan akan dibuka di daerah yang dinilai strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat.







VII. Kesimpulan dan Saran
A.    Kesimpulan
Kegiatan Pengembangan Perpustakaan Umum Daerah Kota Tasikmalaya yang telah dilaksanakan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya dapat disimpulkan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya dengan segala kewenangannya untuk membina dan mengembangkan perpustakaan telah maksimal. Sedangkan hasil dari kegiatan yang belum optimal disebabkan berbagai keterbatasan yaitu anggaran, sumber daya manusia dan sarana maupun prasarana. Keberhasilan saat ini tak lepas dari perhatian baik dari Pemerintah Kota Tasikmalaya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Pusat dalam hal ini, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Pendidikan Nasional dan Perpustakaan Nasional RI.

B.    Saran
Pengembangan Perpustakaan Umum Daerah dan perpustakaan-perpustakaan lainnya merupakan salah satu butir komitmen seluruh komponen, baik pemerintah maupun masyarakat untuk mensukseskan Pencanangan Gerakan Membaca Secara Nasional oleh Presiden RI pada tanggal 12 November 2003. Gerakan Membaca Nasional dimaksudkan untuk membangun budaya baca, memantapkan jati diri dan meningkatkan daya saing bangsa serta memperkokoh persatuan dan kesatuan merupakan tujuan yang luhur untuk diwujudkan.
Untuk itu pengembangan Perpustakakan Umum Daerah dan perpustakaan-perpustakaan yang lain memerlukan perhatian yang serius dari semua komponen, baik pengalokasian anggaran yang memadai, penyediaan sarana dan prasarana yang representatif, koleksi bahan pustaka yang dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat pengguna perpustakaan, maupun penyiapan sumber daya manusia pengelola perpustakaan yang handal, terampil, inovatif dan kreatif.

Minggu, 13 Juni 2010

PENERAPAN PRINSIP PEMASARAN MODEREN DALAM DUNIA PERPUSTAKAAN


( Hasriadi )
Pustakawan Muda Pada Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya

Berbicara dengan tentang pemasaran seringkali disamakan dengan istilah penjualan. Kedua istilah tersebut mempunyai konsep yang berbeda. Konsep Penjualan, sebuah perusahaan membuat produk dan kemudian mendayagunakan aneka metode penjualan untuk membujuk konsumen membeli produknya. Ini berarti mengarahkan permintaan konsumen agar sesuai dengan sumplai yang disediakan. Sebaliknya konsep pemasaran, perusahaan menjajaki apa yang diingini oleh konsumen dan kemudian berusaha mengembangkan produk yang akan memuaskan keinginan konsumen dan sekaligus memperoleh laba. Di sini perusahaan menyesuaikan suplai mereka untuk memenuhi permintaan konsumen (Stanton : 1984).
Dari dua istilah tersebut di atas konsep pemasaranlah yang sangat cocok diterapkan di dunia perpustakaan. Pemasaran perpustakaan harus beorientasi kepada masyarakat pelanggan (pemustaka). Pemasaran Perpustakaan harus dimulai dan diakhir dengan masyarakat pengguna.

Pengertian Pemasaran
 Menurut Kotler (1984) menjabarkan pemasaran sebagai suatu organisasi pengelolaan yang menganut pandangan bahwa tugas/kunci organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi sasaran dengan tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan. Pada bagian lain dinyatakan juga bahwa pemasaran adalah satu proses sosial dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya.
Stanton (1984 :6-7) menyatakan bahwa setiap hubungan antar individu atau antar organisasi yang melibatkan tukar menukar (transaksi) adalah pemasaran. Selanjuntya secara formal pemasaran (marketing) suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa tersebut.
Dalam manajemen pemasaran dikenal istilah bauran pemasaran (Marketing Mix). Menurut Stanton (1984:45) Bauran pemasaran adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah produk, harga, promosi dan distribusi.
Bauran Pemasaran (marketing mix) Dalam Perpustakaan
1.    Produk
Menurut Kotler (2007 : 4) produk adalah  Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan.
Sebagai suatu organisasi perpustakaan tentu memiliki produk. Produk perpustakaan terdiri dari :
a.       Produk berupa barang fisik yaitu :
-          Gedung dan prasarana lainnya.
-          Koleksi bahan pustaka  
-          Staf Pengelola.
b.      Produk berupa jasa

Gedung Perpustakaan
Pembangunan Gedung perpustakaan harus dirancang sedemikian rupa sehingga lebih mengesankan terbuka bagi umum, seyogyanya tidak berbentuk kantor yang arsitekturnya konvensional dan terkesan tertutup bagi umum. Di bagian depan gedung harus bersifat terbuka dengan dinding yang terbuat dari kaca sehingga dari luar dapat terlihat aktivitas di dalam perpustakaan.  Front Office (Bagian Sirkulasi) menghadap langsung ke pintu masuk. Di depan front office disediakan space yang berfungsi sebagai lobi untuk ruang tunggu, display buku baru, locker, dan laci katalog dan atau Layanan Online Public Access Cataloque (OPAC).
Arsitektur bangunan tampak luar juga harus mencerminkan perpustakaan, misalnya atap gedung dirancang berbentuk buku terbuka dalam keadaan tertelungkup, atau dibagian depan gedung ada simbol buku terbuka lebar dengan ukuran besar yang dapat terlihat dari kejauhan.
Pemberian nama gedung tidak harus selalu menggunakan kata perpustakaan, misalnya di bagian depan atau di atas gedung  perpustakaan   diberi nama Graha Pustaka, Rumah Baca, Saung Baca, Raudatul Qira,  Rumah Pintar  atau nama lain sesuai dengan karakter budaya di mana perpustakaan tersebut berada. Nama gedung tersebut diharapkan sekaligus dapat berfungsi sebagai  “Trade Merk” perpustakaan.
Area staf administrasi dan pengolahan harus terpisah dari area pelayanan, staf adminsitrasi dan pengolahan tidak perlu “bersentuhan” dengan masyarakat pengguna, segala aktivitas layanan cukup dilayani oleh staf layanan. Pintu masuk karyawan dan pintu masuk masyarakat pengguna  dipisahkan. Pemisahan tersebut dapat mengurangi kebisingan di dalam ruang layanan. Perpustakaan harus pula dilengkapi dengan sarana lain selain ruang baca dan ruang koleksi, misalnya ruang diskusi, aula, taman bermain (play ground) bagi anak-anak. Lantai area layanan dilapisi karpet yang sekaligus berfungsi sebagai peredam suara.
Permainan warna dalam ruangan perpustakaan dapat menjadi pembeda antar ruang yang satu dan ruangan yang lain. Rambu-Rambu perpustakaan berupa tanda atau nama-nama ruangan juga perlu disiapkan,  sehingga pengunjung yang baru pertama kali masuk ke perpustakaan seolah-olah sudah terbiasa karena tidak perlu banyak bertanya ke staf layanan.
Koleksi
Pembinaan koleksi perpustakaan harus berorientasi pada kebutuhan informasi masyarakat pengguna. Perpustakaan harus menyediakan semua jenis koleksi baik tercetak (monograf, terbitan berkala, bahan rujukan), bahan terekam (CD ROM, VCD/DVD, film, Micro film) dan bahasa pustaka digital lainnya serta internet. Kekuatan subyek koleksi disesuaikan dengan jenis perpustakaan dan keadaan pemakai perpustakaannnya.
Staf Pengelola
Staf pengelola harus disiapkan sedemikian rupa baik dari segi penampilan, sikap, keterampilan berkomunikasi, kemampuan pemanfaatan alat bantu pengolahan dan pelayanan baik manual maupun yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technolgy),  dan pemahaman serta penguasaan akan segala produk perpustakaan yang ada. Peningkatan kualitas Sumber daya manusia harus terus ditingkatkan baik melalui pendidikan formal maupun non formal, baik on the job training maupun off the job training.
 Jasa
Disampaikan produk berupa barang fisik perpustakaan juga memiliki produk berupa jasa diantaranya : layanan sirkulasi bahan pustaka, bimbingan membaca, bimbingan penelusuran informasi, bimbingan pemakai perpustakaan, penelusuran literatur baik untuk bahan bacaan maupun penelusuran untuk keperluan penelitian, dan layanan baca cerita (story telling).
Keseluruhan produk perpustakaan di atas harus dikemas sedemikian rupa sehingga lebih menarik dan senantiasa disesuaikan dengan trend yang berkembang di masyarakat dan di dunia bisnis moderen. Diharapkan setiap orang yang berkunjung ke perpustakaan akan merasa bangga dan nyaman seperti banggga dan nyamannya berada di mall atau pusat perbelanjaan lainnya.

2.    Harga
Dalam dunia bisnis harga adalah  unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan secara langsung yang diperoleh dari pelanggan.
Perpustakaan berbeda dengan institusi bisnis. Perpustakaan adalah organisasi nirlaba. Harga di dunia perpustakaan sebagai anggaran atau pendanaan tidak berasal dari pengguna secara langsung. Harga (dana) organisasi perpustakaan berasal dari pihak luar perpustakaan, baik yang berasal dari lembaga induk, maupun sumbangan dari pihak luar.  Semakin tinggi tingkat kepuasaan atau umpan balik positif yang diberikan masyarakat pemakai terhadap produk yang diberikan perpustakaan akan bernampak pada semakin tinggi harga (baca dana) yang diberikan oleh lembaga induknya.
3.    Promosi
  1. Pengertian Promosi
Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru perusahaan. Stanton(1984:47)
Pengertian promosi perpustakaan :
                         ·          Promosi perpustakaan sebagai upaya yang esensial dari pihak perpustakaan, agar hakekat dan fungsi serta tujuan perpustakaan dapat memasyarakat bagi kepentingan para pemakainya. Muchiyidin (1980:4)
                         ·          Mahardjo (1975:32) menjabarkan promosi perpustakaan sebagai usaha-usaha atau tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memberi dorongan-dorongan, penggalakan atau bantuan memajukan perpustakaan.
                         ·          Wirawan (1982:2) mendiskripsikan promosi perpustakaan sebagai suatu aktivitas untuk menarik dan meningkatkan penggunaan perpustakaan.
                         ·          Dari aspek komunikasi Edsall sebagaimana dikutip Sukaesih (1995) memandang promosi sebagai suatu bentuk komunikasi yang meliputi tiga aspek yaitu memberitahu (to inform), mempengaruhi (to influence) dan membujuk/merayu   (to persuade).
  1. Tujuan Promosi
Aktivitas promosi perpustakaan sebenarnya merupakan perwujudan dari fungsi informatif sehingga dengan adanya promosi diharapkan akan ada reaksi dari pelanggan/pemakai, baik pemakai aktual (Actual user) maupun pemakai potensial (potencial users) yang muncul dalam berbagai bentuk mulai dari tumbuhnya kesadaran atau tahu akan keberadaan perpustakaan, sampai kepada tindakan untuk memanfaatkannya.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan promosi perpustakaan yang dikemukakan oleh Bohar (1985:132), yaitu untuk merubah sikap dan pandangan masyarakat terhadap perpustakaan dari yang tidak tahu atau acuh tak acuh, mejadi memahami dan menyenangi perpustakaan serta ingin memanfaatkannya.
Secara rinci Muchydin (1980:4-5) menyebutkan tujuan perpustakaan, yaitu :
1)      mengenalkan perpustakaan kepada masyarakat;
2)      menanamkan pengertian tentang hakekat dan fungsi perpustakaan;
3)      menunjukkan tata cara penggunaan perpustakaan;
4)      menempatkan perpustakaan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat pemakai;
5)      memberikan bimbingan dan pengarahan dalam praktek pendayagunaan perpustakaan;
6)      meningkatkan pengertian dan kualitas pendayagunaan perpustakaan.

  1. Bentuk Promosi perpustakaan
Promosi perpustakaan dapat dilakukan melalui kegiatan pameran, publisitas melalui media massa tercetak (surat kabar,majalah,  poster, leaflet, brosur, baliho, banner) dan atau melalui media massa elektronik (radio, televisi, internet), ataupun melalui pertemuan secara tatap muka baik secara perorangan maupun dengan kelompok masyarakat pemakai.

4.    Distribusi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pngertian distribusi adalah penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat. Pengertian tersebut  bila dilaksanakan di perpustakaan adalah penyaluran produk perpustakaan kepada masyarakat pengguna.
Distribusi langsung dari perpustakaan ke pasar. Pola distribusi produk perpustakaan dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara yaitu : Pertama, pelayanan yang bersifat menetap baik terpusat pada suatu tempat maupun dibagi di berbagai cabang pelayanan. Perpustakaan umum dapat membuka cabang layanan disebar di kecamatan atau desa/kelurahan, perpustakaan perguruan tinggi dapat membuka cabang layanan di masing-masing fakultas. Perpustakaan sekolah menyediakan layanan berupa sudut baca (read corner) di setiap kelas. Perpustakaan khusus di setiap bidang.
Pola kedua adalah, pola distribusi bergerak (mobile) berupa layanan perpustakaan keliling, book loan. Yang dikhusukan bagi masyarakat (pasar) yang tidak dapat menjangkau produk menetap baik karena jarak maupun keterbatasan fisik pemustaka.

Riset Pemasaran
Perpustakaan adalah organisisai yang harus selalu tumbuh dan berkembang, bila tidak berkembang maka akan ditinggalkan oleh pemakainya. Untuk meningkatkan kualitas perpustakaan maka perlu dilakukan riset atau pengkajian pemasaran.
Pengertian riset pemasaran menurut Richard Crisp sebagaimana dikutip Stanton (1984:57) bahwa yang dimaksud dengan riset pemasaran adalah studi dan penelusuran yang sistematis, obyektif dan menyeluruh dari fakta-fakta yang mempunyai kaitan erat dengan setiap masalah di dalam lingkungan pemasaran.
Riset atau pengkajian dilakukan disetiap unsur dalam bauran pemasaran di atas, mulai dari produk, harga /dana, promosi dan distribusi.




Bentuk-bentuk pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan misalnya :
a.       Apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pemakai
b.      Apakah jenis produk telah dianggap cukup oleh pelanggan;
c.       Apakah perlu ada penambahan produk tertentu yang lebih up to date;
d.      Apakah produk dapat ditemukan/didapatkan dengan mudah;
e.       Apakah cara pelayanan staf telah dianggap memuaskan pelanggan;
f.       Apakah harga / dana yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan produk dianggap mahal ? disebabkan jauhnya lokasi pelayanan dengan domisili pelanggan.
g.      Berapa jumlah dana yang sebenarnya dibutuhkan untuk peningkatan kualitas layanan di tahun berikutnya;
h.      Siapa pelanggan terbanyak dalam satu periode layanan;
i.        Jenis produk apa yang paling diminati oleh pelanggan;
j.        Apakah keberadaan organisasi telah diketahui oleh seluruh calon pelanggan (potensial user)  ?
k.      Jenis promosi yang bagaimana yang dapat dengan mudah menjangkau calon pelanggan ?
l.        Apakah jenis dan jumlah pola distribusi (titik layanan) telah dianggap cukup atau tidak ?
 Hasil kajian pemasaran tersebut dimaksudkan sebagai bahan acuan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Tahapan riset pemasaran
  1. Rumuskan sasaran (produk, harga/dana, promosi, atau distribusi)
  2. Lakukan analisis situasi
  3. Lakukan penelitian informal (penelitian sederhana) melalui data statistik yang ada di perpustakaan
  4. Apakah penelitian lanjutan perlu ? bila tidak kajian dianggap selesai dan bila perlu maka dilakukan penelitian formal (penelitian kompleks).
  5. Penelitian formal (penelitian kompleks).
a.       Seleksi sumber informasi : perpustakaan, orang, lembaga
b.      Seleksi metode pengumpulan data : wawancara, kuisioner
c.       Persiapkan bentuk-bentuk pengumpulan data
d.      Lakukan Pra uji kuisioner
e.       Rencanakan pupulasi dan sampel penelitian
f.       Kumpulkan data
  1. Analisis dan interpretasi data
  2. Persiapkan laporan tertulis
  3. Rencana tindak lanjut hasil kajian.    


Penerapan prinsip pemasaran moderen di dunia perpustakaan adalah sebuah keniscayaan. Dengan penerapan prinsip-prinsip pemasaran bisnis moderen diharapkan perpustakaan dapat memberikan layanan yang memuaskan para pelanggannya (pemustaka) yang akan berdampak pada peningkatan daya saing masyarakat dan kualitas bangsa. Semoga.



DAFTAR PUSTAKA

Bellardo, Trudi & ThomasnJ. Waldhart. 1981. Marketing Product and Service in Academic Libraries. Aslib Reader Service.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat Bahasa. Jakarta : Gramedia.
Kotler, Philip. 1975. Marketing for Non Profit Organization. Englewood Cliffs. New Jersey : Prentice-Hall
Kotler, Philip. 2007. Marketing Manajemen. New Jersey : Pearson Education
Mahardjo, M. Thaher Shali Sri, 1975. Promosi Perpustakaan Umum Tahap I. Jakarta : Proyek Pengembangan Perpustakaan Depdikbud.
Mucyidin, Ase. 1980. Promosi Perpustakaan. Bandung : Sub Proyek P3T Universitas Padjadjaran.
Stanton, William J. 1984. Prinsip Pemasaran. Jakarta : Penerbit Erlangga
Sukaesih. 1995. Materi Perkuliahan Pemasaran Jasa Informasi : Suatu Pengantar.. Bandung : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Wirawan. 1982. Cara-cara Promosi Perpustakaan Universitas. Lokakarya Penggunaan Media Teknologi Untuk Promosi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : (s.n)